kita pernah bermain-main dengan kembang tebu
kala itu kemarau sangat berdebu
dan kebersamaan kita melupakan pangkuan ibu
juga batasan batasan yang kelak kita kenal sebagai tabu
kita juga pernah berkejaran di sepanjang rel lori
saat itu kita ingin pergi ke pasar malam musim giling yang berseri
di sana kita bisa dengan enak menunjuk kesenangan dengan jari
sebuah perayaan akan hadirnya manis gula dari dewi sri
pernah, adalah kata yang ganjil menggelayuti hati
ingin kembali menyusuri masa rasa manis tanpa henti
hanya tidur yang membuat jarak antara manis dan arti
ya kita pernah mengalami manis tanpa harus menanti
kembang tebu ini masih ada meliuk-liuk menggoda
ingatan tentang kita menjadi sesak di dada
dipunggung kita berkilo gula berkilau namun berat bagai gada
turunkan harga!! Teriak manusia muda usia sumbang tanpa nada
gula-gula itu masa kecil indah manis
lori, kembang tebu dan pasar malam gembira tak pernah habis
musim giling masa lalu sudah berakhir dengan tangis
dan sekarang hanya menjadi balada yang tragis dan ironis
*Sukaluyu, 30 Desember 2010. melihat bu, ri, ti, da kemudian is .. is finish
Tidak ada komentar:
Posting Komentar