siapa namamu?
tanyanya padaku
wanita cantik bermata biru
rambut mayangnya tergerai hingga bahu
mengalun perlahan ditiup sang bayu
aku hanya tersenyum
melihatnya berjongkok di depanku, penuh kagum
hingga anting-antingnya bergoyang serupa pendulum
hampir setiap hari
di kala senja jelang pergi
dan rembulan menyelimuti mentari
dia datang padaku, menghampiri
dan selalu pertanyaan yang sama
juga dengan laku yang tak beda
berjongkok di depanku, menanyakan nama
sebelum seorang wanita paruh baya
datang menjemputnya
wanita cantik jelita
mereka bilang dia gila
sungguh aku tak percaya
hanya dialah seorang yang selalu menyapa
padaku yang tak bisa beranjak pergi dari rerimbun bunga
terbelenggu sebagai arca