sejauh kakimu melangkah
sejauh tanganmu menjamah
sejauh matamu perih memerah
sejauh itu hatimu membantah
hatimu menjauhi jiwa dan ragamu
juga pikiranmu penuh badai ilmu
hatimu tersesat jauh
padahal jiwamu sudah melempar sauh
ragamu juga sudah berpeluh
pikiranmu tersisa separuh
hatimu sudah tumbuh sendiri
dan lebih senang bermain duri
sementara senja sudah beranak badai
hatimu masih membantah dan berandai
mengira mimpi belum usai
dalam kesendirian semu damai
di sini, jiwa raga dan pikiranmu berteduh di bawah pohon jati
di atas daun-daun kering yang bertumpuk mati
menerawang kosong jejak langkah sapi penarik pedati
berharap ada kiriman yang baru, sebuah hati sejati
*Bandung, 10 Desember 2011, merasa mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar